New Delhi: Kebijakan yang ditunjuk oleh Presiden AS Donald Trump telah memberikan tantangan bagi Reserve Bank of India (RBI) untuk melonggarkan kebijakan moneter, demikian ungkap sebuah laporan dari Standard Chartered Bank. Laporan tersebut mencatat bahwa ketidakpastian seputar kebijakan Trump, dikombinasikan dengan tekanan inflasi, dapat menurunkan suku bunga, RBI. Dikatakan bahwa “rencana terompet akan menjadi hambatan bagi rencana pelonggaran RBI.”
Menurut laporan tersebut, meskipun inflasi dalam negeri diperkirakan akan moderat, gejolak harga pangan dan potensi dampak inflasi dari tindakan Trump dapat tertunda. Tekanan inflasi juga mempunyai dampak yang lebih luas pada pasar keuangan.
Laporan tersebut mencatat bahwa inflasi yang lebih tinggi dapat menyebabkan hubungan yang lebih kuat antara kinerja saham dan obligasi, seperti yang terlihat pada tahun 2022, dengan inflasi yang cepat dan suku bunga berdampak negatif terhadap kedua kelas aset tersebut. Situasi ini dapat mengurangi efektivitas obligasi sebagai lindung nilai terhadap volatilitas pasar, sehingga memaksa investor untuk berpikir berbeda.
“Dalam skenario ini, kebangkitan inflasi saham dapat mendorong obligasi lebih tinggi, sehingga mengurangi efektivitas obligasi sebagai penyangga terhadap volatilitas aset berisiko,” kata laporan itu.
Laporan tersebut menyatakan bahwa aset riil, uang tunai, dan emas dapat membuat lindung nilai lebih efektif terhadap inflasi. Selain itu, sektor-sektor defensif seperti bahan pokok konsumen dan saham-saham berkualitas tinggi dapat memberikan stabilitas selama periode pertumbuhan.
Terlepas dari tantangan-tantangan ini, RBI diperkirakan akan memulai siklus penurunan suku bunga pada tahun 2025, yang berpotensi menurunkan suku bunga sebesar 50-75 basis poin ketika inflasi mendekati target jangka menengah sebesar 4 persen. Namun, laju penurunan suku bunga mungkin akan tetap tinggi pada pertumbuhan ekonomi maju dan peningkatan dalam siklus ekonomi.
Laporan ini mengeksplorasi kompleksitas lingkungan keuangan saat ini, dimana faktor-faktor global dan domestik berinteraksi untuk mempengaruhi keputusan keuangan. Investor dan pembuat kebijakan harus berhati-hati dalam menghadapi tantangan-tantangan ini untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.