Seekor gajah sumatera kesayangan di Kebun Binatang Bali ditemukan mati setelah kematiannya tersapu oleh arus sungai yang deras.
Molly, 45, ditemukan pada hari Selasa terjebak di dasar sungai di desa Guwang, di bagian selatan pulau Indonesia.
Rekaman yang memilukan menunjukkan gajah seberat 2,5 ton tergeletak di tepi Sungai Cengcengan, 3 km dari kebun binatang yang menjadi atraksi terkenal di dunia.
Rekaman itu memperlihatkan kepala dan badan Molly terjepit di antara dua permukaan batu dengan terpal biru menutupi tubuhnya.
Rekaman yang diposting di media sosial menunjukkan puluhan tim penyelamat berkumpul di sekitar tubuh gajah sumatera yang tak bernyawa itu.
Penduduk setempat kemudian menghubungi Kebun Binatang Bali untuk memberi tahu mereka tentang penemuan mengerikan tersebut, yang secara tragis mengakhiri misi penyelamatan selama 15 jam yang melelahkan.
Molly terseret arus sungai yang meluap setelah rutin bermain dan bersosialisasi dengan gajah lainnya pada Senin sore.
Seorang pawang menuntunnya melewati air kembali ke kandangnya ketika dia kehilangan keseimbangan di arus deras setelah hujan lebat baru-baru ini. Waktu Bali dilaporkan.
Jenazah Molly, sang gajah, ditemukan pada Selasa pagi di dasar sungai (foto) di Desa Guwang, Bali.
Jenazah Molly ditemukan 3 km dari tempat dia diseret ke Kebun Binatang Bali
“Molly hampir mencapai batas kemampuannya ketika dia tiba-tiba berhenti dan terkena arus deras. Penghubung kami mencoba melakukan intervensi tetapi tidak dapat menghubunginya,” kata seorang juru bicara kepada surat kabar tersebut.
Kru kebun binatang dan penyelamat dari Badan Konservasi Sumber Daya Alam Bali meluncurkan pencarian putus asa untuk Molly.
Otoritas penanggulangan bencana juga telah diberitahu.
Pencarian dihentikan pada Senin malam karena buruknya pencahayaan dan kuatnya arus sungai sebelum Molly ditemukan keesokan paginya.
Petugas merantai jenazahnya ke pohon terdekat untuk mencegah jenazahnya hanyut lagi.
Petugas polisi membantu upaya mengevakuasi jenazah Molly dari lokasi kejadian Selasa sore.
“Dengan berat hati kami menyampaikan kabar duka atas meninggalnya Molly, gajah kesayangan kami berusia 45 tahun,” tulis Bali Zoo di media sosial.
Molly (foto) tersapu arus sungai yang deras pada Senin sore setelah dikeluarkan oleh petugas Bali Zoo untuk sesi bermain dan sosialisasi rutin.
Pencarian Molly yang putus asa berakhir 15 jam setelah dia tersapu oleh sungai yang meluap
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada BKSDA Bali dan masyarakat setempat atas dukungan yang tiada henti dan upaya tak kenal lelah dalam mendampingi tim kami selama penelitian berlangsung.
“Molly, seekor gajah penyayang yang sifat baik dan lembutnya membawa kegembiraan bagi semua orang yang mengenalnya, akan sangat dirindukan.
“Terima kasih atas curahan cinta dan dukungan selama masa sulit ini.”
Ini adalah pertama kalinya seekor gajah dewasa dimusnahkan di fasilitas konservasi di Indonesia, menurut Kepala BKSDA Ratna Hendratmoko.
“Di alam liar, biasanya bayi gajah dikatakan hanyut terbawa arus,” kata Hendratmoko.
Molly menjadi daya tarik populer di kalangan pengunjung Kebun Binatang Bali setelah dia dipindahkan ke sana pada tahun 2013.
Kebun binatang saat ini menampung 14 gajah termasuk empat jantan dan sepuluh betina.
Molly adalah atraksi yang sangat disukai di Kebun Binatang Bali, yang ia sebut sebagai rumahnya sejak tahun 2013
Pengunjung kebun binatang sebelumnya yang pernah bertemu Molly mengungkapkan kesedihan mereka atas tragedi tersebut.
“Saya sangat sedih mendengar kehilangan Molly, saya merasa senang bertemu dengannya ketika saya mengunjungi Kebun Binatang Bali lebih dari 5 tahun yang lalu, dia membuat impian saya menjadi kenyataan,” komentar seseorang.
Yang lain menambahkan: ‘Saya bertemu Molly pada bulan Mei ketika saya berenang bersama gajah. Saya patah hati.’
Yang ketiga menulis: ‘Tenang saja, Molly.’