Jakarta, LANGSUNG – Sebelum terbentuknya pemerintahan baru pada 2024-2029 di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Prabowo Subianto, ada sejumlah pemberitaan bahwa kementerian saat ini beberapa di antaranya akan terpecah. Salah satunya Kementerian Agama yang terbagi menjadi Kementerian Haji.

Baca juga:

Hasto bercerita tentang pertemuan Megawati dan Prabowo, serta kekhawatirannya terhadap kabinet Prabowo.

Menanggapi kabar tersebut, Juru Bicara Menteri Agama Sunanto mengaku belum ada pembahasan soal pembentukan kementerian khusus haji. Ia menegaskan, Kementerian Agama akan mengikuti kebijakan presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Tidak ada apa-apa. Tidak ada perselisihan. Karena ini kebijakan presiden,” kata pria bernama Chuck Nanto kepada wartawan di Jakarta Pusat, Senin, 7 Oktober 2024.

Baca juga:

Terkait pertemuan Prabowo-Megawati, Sekjen PDIP mengatakan hal itu untuk kepentingan bangsa.

Mantan Ketua PP Jenderal Pemuda Muhammadiya mengaku Kementerian Agama tidak punya kewenangan campur tangan dalam perdebatan pembentukan Kementerian Haji. Partainya mengikuti seluruh aturan dan kebijakan pemerintahan Prabowo-Gibran.

“Mau berpisah atau tidak, berarti ada anggapan apa kebijakan yang lain,” kata Chuck Nanto.

Baca juga:

Soal Penandatanganan Perpres Pemindahan Ibu Kota, Jokowi: Presiden baru harusnya Pak Prabowo

Ya karena ini juga bukan tanggung jawab Kemenag, apapun kebijakan pemerintahan baru pasti kita laksanakan, jadi ikuti saja, lanjutnya.

Lebih lanjut Chak Nanto menilai, dalam hal pembentukan kementerian khusus haji, harus dilakukan kajian mendalam. Ia juga mengatakan, pemerintah tidak perlu terburu-buru menyelesaikan pemisahan ini.

“Namun sekali lagi harus dilakukan kajian yang lebih mendalam. Bukan hanya ketergesaan pemilahan dan pemilahan, infrastruktur dan lain-lain, tapi di Kementerian Agama juga belum ada pembahasannya,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Uhuwa KH Cholil Nafis mengusulkan kepada pemerintahan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk membentuk kementerian khusus haji.

Dalam keterangan resminya, Cholil Nafis menilai Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) kerap disibukkan dengan persoalan terkait haji.

Cholil Nafis dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 4 Oktober 2024 mengatakan, “Kementerian Agama RI seringkali sibuk dengan penyelenggaraan haji.”

Menurut Cholil, Kemenag juga kerap mendapat banyak perhatian dan risiko karena Kemenag merupakan perusahaan wisata haji terbesar di dunia yang dijalankan pemerintah melalui Kemenag.

“Karena masalahnya rumit dan meresahkan masyarakat karena melibatkan pemujaan daging dan sekaligus pemujaan kekayaan,” ujarnya.

Oleh karena itu, pihaknya mengusulkan dibentuknya badan mirip kementerian yang fokus pada persoalan haji.

Oleh karena itu, saya pribadi memikirkannya dan mengusulkan agar persoalan terkait haji, pengelolaan dana haji (BPKH) dan persoalan lain terkait haji dipisahkan dari Kementerian Agama, kata Cholil Nafis.

Dengan memisahkan persoalan haji dari Kemenag, Presiden Kemenag meyakini Kemenag akan lebih memperhatikan agama lain dan hubungan sosial keagamaan, tidak hanya Islam.

“Hikmah harus menjadi lembaga atau kementerian tersendiri agar lebih fokus. Begitu pula Kemenag RI yang harus fokus pada pengelolaan agama dan hubungan sosial keagamaan,” pungkas Cholil Nafis.

Halaman selanjutnya

“Namun sekali lagi harus dilakukan kajian yang lebih mendalam. Bukan hanya ketergesaan pemilahan dan pemilahan, infrastruktur dan lain-lain, tapi di Kementerian Agama juga belum ada pembahasannya,” ujarnya.