Jakarta, LANGSUNG – Cairan infus analgesik-antipiretik merupakan salah satu inovasi terkini dalam industri farmasi yang berperan penting dalam perawatan medis di rumah sakit. Produk ini dirancang untuk menghilangkan rasa sakit dan menurunkan demam pada pasien dengan lebih cepat dan efektif dibandingkan metode pengobatan oral.
Baca juga:
Inilah sebabnya mengapa obat-obatan mahal
Cairan infus jenis ini sering digunakan pada pasien yang memerlukan penanganan segera atau tidak dapat mengonsumsi obat oral, seperti pasien yang baru menjalani operasi atau dalam kondisi kritis. Pindah lagi, oke?
Cairan infus analgesik-antipiretik memiliki sederet keunggulan yang menjadikannya pilihan terbaik bagi para profesional kesehatan. Keunggulan tersebut antara lain:
Baca juga:
Viral YouTuber Nicokado Avocado turun 113 kg dalam 7 bulan
1. Respon cepat
Pemberian cairan melalui infus memungkinkan obat langsung masuk ke aliran darah, sehingga efek pereda nyeri dan penurun demam dapat dirasakan dengan cepat. Hal ini sangat penting terutama dalam situasi medis yang memerlukan perawatan segera.
Baca juga:
Satgas Kesehatan TNI membuka layanan medis di Palestina dan Mesir
2. Jumlah yang tepat
Infus memberikan kontrol penyesuaian dosis yang lebih tepat, artinya dosis dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasien, sehingga menghindari risiko overdosis atau underdosis.
3. Pilihan terbaik untuk pasien tertentu
Cairan analgesik dan antipiretik intravena sangat berguna bagi pasien yang mengalami mual atau muntah atau bagi mereka yang tidak dapat menelan obat oral karena berbagai kondisi medis.
4. Penggunaan luas di institusi kesehatan.
Cairan infus jenis ini banyak digunakan di unit perawatan intensif, ruang operasi dan layanan gawat darurat di berbagai rumah sakit karena kemampuannya dalam memberikan efek yang cepat dan terukur.
Sebagai perusahaan farmasi, B. Braun Indonesia juga berperan penting dalam produksi cairan infus analgesik dan antipiretik dalam negeri. Langkah ini tidak hanya mendukung ketersediaan obat-obatan yang penting bagi kesehatan di Indonesia, tetapi juga sejalan dengan tujuan pemerintah untuk meningkatkan kemandirian industri farmasi dalam negeri.
Cairan infus analgesik-antipiretik.
Dengan usahanya, B. Brown Indonesia meluncurkan cairan infus analgesik-antipiretik dalam kemasan semi-kaku. Produk ini menawarkan beberapa keunggulan dalam hal keamanan, kenyamanan, dan kompatibilitas dengan berbagai jenis obat. Keunggulan ini tidak hanya memudahkan penggunaan tenaga medis, namun juga membantu mengurangi dampak terhadap lingkungan.
Sebagaimana diungkapkan oleh Rainer Ruppel, CEO B. Brown Indonesia: “Dengan meluncurkan cairan infus analgesik dan antipiretik yang seluruhnya diproduksi di dalam negeri, kami mendukung program pemerintah untuk meningkatkan kemandirian industri farmasi dan menjamin ketersediaan obat-obatan yang diperlukan. . untuk masyarakat Indonesia.” Tugas inilah yang menjadi sorotan B. Brown bagi Indonesia dalam menciptakan solusi layanan kesehatan yang terjangkau dan andal di tanah air.
Salah satu hal baru yang ditonjolkan oleh produk infus cair ini adalah penggunaan wadah polietilen semi kaku berbahan PVC, DEHP, dan lateks. Bahan ini tidak hanya memberikan kompatibilitas yang luas dengan berbagai obat, namun juga mudah terurai, membantu mengurangi dampak negatif limbah medis terhadap lingkungan.
Komitmen terhadap kelestarian lingkungan juga tercermin dalam produksinya yang didukung oleh penggunaan energi terbarukan. Pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 1,2 MW yang beroperasi di fasilitas produksi Cikampek mampu memenuhi 20-30% kebutuhan listrik pembangkit dan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.
Dengan langkah ini, B. Brown Indonesia memadukan inovasi produk dan praktik manufaktur berkelanjutan. Selain memproduksi cairan infus analgesik dan antipiretik berkualitas tinggi, perusahaan juga memiliki tujuan nasional untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2060, sejalan dengan visi global B. Brown yang mendukung perlindungan dan peningkatan kesehatan masyarakat.
Halaman berikutnya
Infus memberikan kontrol penyesuaian dosis yang lebih tepat, artinya dosis dapat disesuaikan secara tepat dengan kebutuhan pasien, sehingga menghindari risiko overdosis atau underdosis.