Jakarta (Antara) – Presiden Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa Indonesia menciptakan kecerdasan buatan (AI) yang mirip dengan Deepseek dan Gatgpt.
“Saya pikir ini penting. Kita harus belajar Deepseek, mengapa tidak? Tidak selalu mahal,” Pandjaiitan mengamati acara Economic Insights 2025 di sini Rabu.
Presiden DEN yakin bahwa Indonesia memiliki tenaga kerja digital yang memenuhi syarat yang diperlukan untuk mengembangkan sistem teknologi yang serupa.
Pakar digital Indonesia telah mengembangkan aplikasi layanan publik seperti Pedolilindungi, Simbara dan E-Katologia.
Jadi, ia percaya bahwa tidak hanya Amerika Serikat dan Cina, tetapi juga Indonesia, dapat mengembangkan sistem yang mirip dengan Deepseek dan Chatgpt.
DEN memiliki empat pilar yang terkait dengan layanan digital pemerintah atau teknologi pemerintah (GovTech).
Pilar pertama menyediakan optimalisasi pendapatan negara, termasuk pajak dan pendapatan negara non -fiskal (PNBP). Alat digital yang digunakan dalam pilar ini adalah Coretax untuk pajak dan Simbara untuk PNBP yang berkaitan dengan mineral dan batubara.
Pilar kedua bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pengeluaran negara, artinya melalui sistem E-Katog versi 6.0.
Sistem ini menggabungkan fitur -fitur baru seperti pemantauan waktu nyata, integrasi silang dan lembaga pemerintah, analisis kebutuhan otomatis dan evaluasi pemasok berbasis data untuk menjamin pengeluaran negara yang ditargetkan dan bebas limbah.
Pilar ketiga terkait dengan layanan publik, seperti administrasi sipil, lisensi pengemudi, paspor, pendidikan dan kesehatan. Sistem digital di bidang ini dirancang untuk mengurangi birokrasi yang berlebihan dan menawarkan pengalaman yang lebih sederhana dan lebih cepat bagi publik.
Pilar terbaru menyangkut kemudahan melakukan bisnis melalui OSS Online Single System Send (OSS).
Pandjaekan menggemakan gairah substruktur Presiden Prabowo untuk GovTech untuk diintegrasikan pada Agustus 2025.
Berita terkait: Indonesia yang bekerja di Layanan Intelijen Buatan Nasional: Pandjaitan
Berita terkait: Indonesia mendesak inklusivitas AI untuk negara -negara berkembang
Penerjemah: Simatul S, Kenzu
Penerbit: Azis akan didirikan
Hak Cipta © antara 2025