Moskow, LANGSUNG – Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin, baru-baru ini mengeluarkan peringatan serius tentang eskalasi konflik di Timur Tengah.
Baca juga:
Menlu Retno menyebutkan 79 WNI dievakuasi dari Lebanon, sedangkan 85 lainnya memilih menetap.
Pada konferensi pers di Moskow, ia menekankan bahwa kekerasan yang terus berlanjut dapat menimbulkan konsekuensi negatif bagi seluruh wilayah.
Peskov menjelaskan, banyak warga sipil yang terjebak dalam konflik ini. Ia menyatakan, puluhan hingga ratusan ribu orang terluka akibat serangan yang sedang berlangsung.
Baca juga:
Seorang anggota parlemen Spanyol menyebut Israel sebagai “negara teroris” setelah penembakan terhadap pasukan UNIFIL
“Sayangnya, medan perang telah meluas. Sekarang front Lebanon telah ditambahkan. Semua ini tentu saja berujung pada rusaknya infrastruktur sipil.
“Puluhan dan ratusan ribu orang kehilangan rumah, mata pencaharian dan pekerjaan mereka,” katanya, mengacu pada pemboman paksa yang dilakukan Israel terhadap Lebanon dan Gaza.
Baca juga:
Israel Serang Prajurit TNI di Lebanon, Menlu Retno Beri Ultimatum Keras pada Israel
Konflik meningkat setelah serangan Israel di Jalur Gaza yang dipicu oleh serangan Hamas tahun lalu. Sejak itu, ketegangan antara Israel dan kelompok bersenjata seperti Hizbullah di Lebanon semakin memburuk.
Israel telah melakukan serangan udara luas di Lebanon sejak 23 September, menargetkan apa yang diklaimnya sebagai posisi Hizbullah. Akibat serangan ini, lebih dari 1.323 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 1.200.000 orang terpaksa meninggalkan rumahnya.
Peskov juga menyatakan keprihatinannya terhadap situasi di Suriah, tempat Rusia memiliki pangkalan udara Hmeimim.
Mengenai kemungkinan tanggapan Rusia terhadap eskalasi tersebut, Peskov menolak berspekulasi. Dia mengatakan situasinya sangat rumit dan tidak ada alasan yang jelas untuk menentukan tindakan baru.
Lebih dari 42.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan Israel di Gaza saja. Situasi ini menciptakan krisis kemanusiaan yang mendalam dimana banyak orang kehilangan segalanya.
Meski mendapat peringatan dari berbagai pihak mengenai risiko perang besar di Timur Tengah, Israel tetap melanjutkan serangannya.
Pada tanggal 1 Oktober, Israel bahkan melancarkan serangan darat di Lebanon selatan, meningkatkan ketegangan di wilayah yang sudah sangat bergejolak.
Halaman berikutnya
Peskov juga menyatakan keprihatinannya terhadap situasi di Suriah, tempat Rusia memiliki pangkalan udara Hmeimim.