Ahli meteorologi Luis Vargas melaporkan, awan debu diperkirakan akan tiba dari Sahara hingga Venezuela dalam beberapa jam ke depan.
Melalui akunnya di jejaring sosial X, sang spesialis meyakinkan bahwa, saat ini, debu tersebut bergerak melintasi Samudera Atlantik. Namun, begitu mencapai wilayah nasional, maka akan menyebar ke sebagian besar negara.
Senada dengan itu, Vargas menjelaskan, baru pada Sabtu atau Minggu minggu depan konsentrasi partikel akan mulai berkurang.
“Kita ingat bahwa debu Sahara antara lain menurunkan kualitas udara, menurunkan visibilitas horizontal, dan menghambat pembentukan awan yang berevolusi,” tegasnya tentang akibat dari fenomena alam ini.
Apa itu debu Sahara?
Debu Sahara adalah tubuh yang terdiri dari partikel-partikel kecil pasir, kaya akan mineral. Mereka tidak dapat dibedakan dengan mata karena komponen padatnya sangat kecil.
Fenomena ini bergerak seiring dengan siklon dan badai petir dari Afrika Utara dan mencapai Eropa dan Amerika, menempuh jarak kurang lebih 11 ribu kilometer di udara.
Selama bulan Juni, Juli dan Agustus terjadi peningkatan jumlah debu di luar gurun terluas di planet ini.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kemungkinan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh debu ini, karena mengandung unsur-unsur seperti bakteri, merkuri, virus, zat besi dan pestisida, yang dapat mempengaruhi kualitas udara dan berbahaya, terutama bagi mereka yang menderita penyakit pernafasan. .
Gejala yang mungkin terjadi antara lain:
- Kesulitan bernapas
- jumlah
- Iritasi pada tenggorokan dan mata
- Hidung tersumbat
- Peningkatan lendir
Tips melindungi diri dari debu Sahara
- Hindari aktivitas di luar ruangan, terutama jika Anda mengalami gangguan pernafasan.
- Tutup jendela dan gunakan alat pembersih udara di rumah.
- Kenakan masker saat Anda keluar.
- Minumlah banyak air agar tetap terhidrasi.
- Sering-seringlah mencuci tangan dan wajah.
Kunjungi bagian kami Nasional
Tetap terinformasi di saluran kami ada apa, Telegram Ya YouTube