Sepak bola tidak hanya dimainkan di lapangan, tetapi juga di lapangan mistis, dengan keyakinan yang melampaui hal-hal nyata. Takhayul dan kutukan ini telah menambah lapisan intrik pada olahraga ini, mengubah setiap pertandingan menjadi acara yang penuh antisipasi dan ketakutan.
Berikut adalah kata-kata umpatan paling terkenal yang menandai sejarah sepak bola:
Kutukan Béla Guttman dan Benfica
Salah satu cerita paling terkenal adalah kutukan yang ditujukan kepada Béla Guttman, manajer Hongaria yang memimpin Benfica memenangkan dua Piala Eropa pada tahun 1961 dan 1962. Setelah perselisihan gaji, Guttman meninggalkan klub dengan pernyataan yang meresahkan:
“Mereka tidak akan menjadi juara Eropa lagi tanpa saya.” Sejak itu, Benfica telah menderita delapan kekalahan di final Eropa, menjadikan ramalan tersebut menjadi simbol nasib buruk bagi klub.
Gol “mematikan” Aaron Ramsey
Fenomena menarik lainnya adalah dugaan “kutukan” terkait gol gelandang Aaron Ramsey. Setiap kali Ramsey mencetak gol, sepertinya bertepatan dengan meninggalnya seorang tokoh masyarakat ternama.
Meskipun ini mungkin tampak seperti kebetulan belaka, para penggemar telah memperhatikan pola-pola yang meresahkan di balik targetnya, termasuk kematian seperti Alan Rickman dan Whitney Houston. Koneksi aneh ini memicu legenda seputar pemain.
menyentuh pialanya
Salah satu kepercayaan yang paling mengakar di kalangan pesepakbola adalah takhayul tentang menyentuh trofi sebelum final. Dikatakan bahwa hal tersebut dapat membawa nasib buruk bagi tim.
Kasus terkenal terjadi pada tahun 2005 ketika Gennaro Gattuso menyentuh trofi sebelum final antara Milan dan Liverpool; Timnya memulai dengan menang 3-0 tetapi akhirnya kalah adu penalti. Keyakinan seperti ini sangat diterima oleh para pemain dan penggemar.
Tragedi Meksiko pada pertandingan kelima
Tim Meksiko adalah korban dari apa yang oleh banyak orang dianggap sebagai kutukan yang dikenal sebagai “game kelima”. Sejak tahun 1994, Meksiko selalu tersingkir di babak 16 besar di setiap Piala Dunia, meninggalkan keinginan para penggemar yang tidak terpenuhi untuk mencapai tahap yang telah lama ditunggu-tunggu itu.
Di Qatar 2022, mereka bahkan gagal melaju ke babak sistem gugur, sehingga semakin menambah rasa frustrasi di kalangan penggemarnya.
Dengan informasi dari El Imparcial
Kunjungi bagian kami Keingintahuan
Tetap terinformasi di saluran kami ada apa, Telegram Ya YouTube