KUALA LUMPUR, Malaysia – Ananda Krishnan, salah satu taipan terkaya di Malaysia yang memiliki kerajaan bisnis luas yang mencakup telekomunikasi, media, minyak, dan real estate, telah meninggal dunia. Dia berusia 86 tahun.
Perusahaan induk investasinya, Usaha Tegas, mengatakan dia meninggal dengan tenang pada hari Kamis dan keluarganya telah meminta privasi. Namun tidak disebutkan penyebab kematiannya.
“Ananda telah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam pembangunan bangsa dan dunia usaha. Inisiatif filantropisnya telah menyentuh banyak nyawa,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Anand diperingkat oleh Forbes sebagai orang terkaya keenam di Malaysia dengan kekayaan bersih $5,1 miliar (22,6 miliar ringgit).
Lahir pada tahun 1983 Pada tanggal 1 April, Ananda lulus dari Harvard Business School dan memulai karirnya di bidang perdagangan minyak sebelum merambah ke sektor lain. Ia memiliki saham antara lain di perusahaan telekomunikasi Maxis, perusahaan media Astro, perusahaan layanan satelit Measat, dan penyedia layanan minyak Bumi Armada.
Media lokal melaporkan bahwa Ananda memperoleh sebagian besar kekayaannya pada tahun 1980an dan 1990an, dan memiliki hubungan dekat dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad.
Dia adalah pendiri perusahaan minyak milik negara Petronas, dan kantor berita nasional Bernama melaporkan pada hari Jumat bahwa dia menjual Mahathir atas gagasan membangun Menara Kembar Petronas setinggi 88 lantai. Ananda ditugaskan untuk memimpin pembangunannya, mengubah lintasan pacuan kuda menjadi landmark dan mengubah cakrawala Kuala Lumpur selamanya.
Ananda telah menyumbang untuk pendidikan, seni, olahraga dan kemanusiaan di Malaysia.
Nasibnya terpuruk pada tahun 2018 ketika pihak berwenang India mengaitkannya dengan skandal korupsi yang melibatkan pejabat senior pemerintah, demikian yang dilaporkan surat kabar The Edge. Meskipun surat perintah penangkapan dikeluarkan di India untuk dia dan mantan wakilnya, Ralph Marshall, tidak ada yang ditangkap atau diekstradisi untuk menghadapi tuntutan.
Meski sukses, Ananda menghindari sorotan dan melakukan perjalanan antara Malaysia dan Prancis, tempat ia tinggal bersama istrinya, media lokal melaporkan. Putra satu-satunya adalah seorang biksu Buddha di Thailand. Kedua putrinya tidak terlibat dalam bisnisnya.
Perdana Menteri Anwar Ibrahim memberikan penghormatan kepada Anand, dengan mengatakan bahwa “kontribusinya terhadap dunia bisnis, filantropi, dan masyarakat pasti akan dikenang”.