KINSASA, Kongo – Itu penyakit mirip flu yang misterius Puluhan orang telah meninggal di Kongo barat daya dalam beberapa pekan terakhir, kemungkinan karena malaria, kata para pejabat pada Rabu, berdasarkan hasil sampel laboratorium dari orang-orang yang terinfeksi.
“Dari 12 sampel yang diambil, sembilan di antaranya positif malaria, namun kualitas sampel tersebut tidak terlalu baik, jadi kami melanjutkan penyelidikan untuk mengetahui apakah ini merupakan epidemi,” kata Dr. Jean-Jacques Muyembe, direktur jenderal. organisasi. Institut Penelitian Biomedis Nasional di Kinshasa mengatakan kepada The Associated Press.
Namun kemungkinan besar itu adalah penyakit malaria karena sebagian besar korbannya adalah anak-anak, tambahnya.
Pada hari Selasa, kepala Organisasi Kesehatan Dunia, Tedros Adhanom Ghebreyesus, juga mengatakan bahwa sebagian besar sampel dinyatakan positif malaria, namun mencatat bahwa ada kemungkinan lebih dari satu penyakit terlibat. Dia mengatakan lebih banyak sampel akan diambil dan diuji.
Dalam beberapa pekan terakhir, 416 kasus penyakit misterius dan 31 kematian akibat penyakit tersebut telah dilaporkan di rumah sakit, kata direktur jenderal WHO. Menteri Kesehatan Kongo Roger Kamba mengatakan pekan lalu bahwa 44 orang lainnya telah meninggal di komunitas tersebut.
Menurut WHO, sebagian besar kasus dan kematian terjadi pada anak-anak di bawah usia 14 tahun di zona kesehatan Panzi yang terpencil di provinsi Kwangju, Kongo barat.
Warga Panzi, Ezekiel Kasongo, mengatakan putranya yang berusia 9 tahun baru saja keluar dari rumah sakit setelah jatuh sakit dua minggu lalu.
“Dia mengalami demam tinggi, sakit kepala, dan sangat lemah,” kata Kasongo kepada AP. “Kami sangat khawatir dengan jumlah kematian, terutama di kalangan anak-anak, tapi puji Tuhan, dia absen.
Gejalanya meliputi demam, sakit kepala, batuk, dan anemia. Para ahli dari Tim Reaksi Cepat Nasional dan WHO berada di Panzi minggu lalu untuk mengumpulkan sampel dan memeriksanya.
Zona kesehatan Panzi, yang terletak sekitar 435 mil (700 kilometer) dari ibu kota Kinshasa, sulit dijangkau. Menurut Menteri Kesehatan Kongo, para ahli tiba dalam waktu dua hari.
Karena kurangnya kapasitas pengujian lokal, sampel harus diterbangkan ke Kikwit, yang berjarak lebih dari 500 kilometer, kata Dieudonne Mwamba, kepala Institut Kesehatan Masyarakat Nasional, pekan lalu.
Panzi dilanda epidemi tifus dua tahun lalu dan flu musiman saat ini muncul kembali di seluruh negeri, Mwamba menambahkan.
Kepala WHO mengatakan pada hari Selasa bahwa wilayah tersebut juga memiliki tingkat kekurangan gizi yang tinggi dan tingkat vaksinasi yang rendah, sehingga membuat anak-anak rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk malaria.