PEMECAHAN,

Korea Utara diyakini telah melakukan uji coba rudal balistik antarbenua ke arah laut, lapor Korea Selatan.

Korea Utara diduga meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke perairan lepas pantai timurnya, kata militer Korea Selatan.

Kepala Staf Gabungan (JCS) Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa peluncuran rudal ke arah Laut Timur, yang juga dikenal sebagai Laut Jepang, terdeteksi sekitar pukul 07:10 waktu setempat (22:10 GMT).

“Rudal balistik Korea Utara tampaknya merupakan ICBM yang ditembakkan dengan lintasan tinggi,” kata JCS dalam pesan teks, seperti yang dilaporkan kantor berita Yonhap.

Peluncuran rudal jarak jauh Korea Utara dalam “lintasan tinggi” berarti menembakkan rudal hampir secara vertikal. Hal ini memungkinkan rudal untuk melakukan perjalanan ke ketinggian yang sangat tinggi tetapi kemudian mendarat pada jarak horizontal yang pendek dari lokasi peluncuran.

Peluncuran tersebut dikatakan memungkinkan Pyongyang mengumpulkan data yang dikirim kembali dari uji coba rudal untuk lebih memahami tantangan yang dihadapi ketika hulu ledak jarak jauh kembali memasuki atmosfer bumi.

Korea Utara belum melakukan uji coba rudal balistik sejak September tahun ini dan belum meluncurkan ICBM sejak Desember 2023, lapor kantor berita Korea Selatan Yonhap.

Peluncuran rudal terbaru yang dilaporkan terjadi sehari setelah badan intelijen militer Korea Selatan mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Korea Utara kemungkinan telah menyelesaikan persiapan uji coba nuklir ketujuh dan hampir melakukan uji coba rudal jarak jauh yang mampu mencapai Amerika Serikat.

Peluncuran ini juga dilakukan di tengah kekhawatiran mengenai laporan pengiriman pasukan Korea Utara ke Rusia untuk mendukung perangnya melawan Ukraina.

Berbicara pada konferensi pers di Washington dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun pada hari Rabu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan pasukan Korea Utara yang mengenakan seragam Rusia dan membawa peralatan Rusia bergerak menuju Ukraina, dalam apa yang disebutnya sebagai perkembangan yang berbahaya dan mengganggu stabilitas.

Korea Selatan melaporkan bahwa Korea Utara telah mengirimkan lebih dari 11.000 tentara ke Rusia dan lebih dari 3.000 di antaranya telah dikerahkan untuk berperang di Rusia Barat.