BERLIN– Negara bagian di sekitar Berlin melarang transportasi hewan pada hari Sabtu dan dua kebun binatang di ibu kota ditutup sebagai tindakan pencegahan setelah penyakit mulut dan kuku terdeteksi pada kawanan kerbau di luar kota, wabah pertama di Jerman dalam lebih dari 35 tahun.

Pihak berwenang di negara bagian Brandenburg, yang mengelilingi Berlin, mengatakan pada hari Jumat bahwa seorang petani menemukan tiga ekor kerbau mati dari 14 kawanannya di Hoenove, tepat di luar ibu kota. Institut Kesehatan Hewan Nasional Jerman mengonfirmasi bahwa penyakit mulut dan kuku terdeteksi pada sampel satu hewan, dan kawanan lainnya dimusnahkan. Tidak jelas bagaimana hewan-hewan itu bisa terinfeksi.

Larangan 72 jam terhadap pengangkutan sapi, babi, domba, kambing dan hewan lain seperti unta dan llama mulai berlaku di Brandenburg pada hari Sabtu. Dua kebun binatang di Berlin telah ditutup sejak Sabtu sebagai tindakan pencegahan. Manajemen mereka menyatakan dalam sebuah pernyataan bahwa meskipun virus ini tidak berbahaya bagi manusia, virus ini dapat menempel pada pakaian mereka dan menular.

Para pejabat mengatakan sekitar 200 babi di sebuah peternakan di Ahrensfeld, dekat tempat wabah itu ditemukan, akan dimusnahkan sebagai tindakan pencegahan.

Penyakit mulut dan kuku disebabkan oleh virus yang menginfeksi sapi, domba, kambing, babi, dan hewan berkuku lainnya. Meskipun angka kematian biasanya rendah, penyakit ini dapat menyebabkan demam, kehilangan nafsu makan, air liur berlebihan, kulit melepuh, dan gejala lainnya.

Virus ini mudah menyebar melalui kontak dan udara serta dapat dengan cepat menginfeksi seluruh ternak. Orang dapat menyebarkan penyakit ini, misalnya melalui peralatan pertanian, sepatu, pakaian, dan ban kendaraan yang bersentuhan dengan virus.

Menurut Institut Kesehatan Hewan Jerman, wabah terakhir di Jerman terjadi pada tahun 1988 dan terakhir di Eropa pada tahun 2011.

Source link