DHAKA, Bangladesh – Ribuan pemuda dan pelajar yang tergabung dalam Partai Nasionalis Bangladesh berbaris dari ibu kota Bangladesh ke perbatasan timurnya dengan India pada hari Rabu untuk memprotes serangan terhadap misi diplomatik awal bulan ini dan dugaan penodaan bendera Bangladesh di India. .

Mereka mengendarai mobil untuk mencapai pos perbatasan di Akhaura di distrik Brahmanbaria untuk menyampaikan protes mereka. Sebelum berangkat ke wilayah perbatasan, mereka bertemu sebentar di Dhaka, di mana para pemimpin mengkritik apa yang mereka sebut sebagai “agresi India” terhadap Bangladesh.

Sebuah partai yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Khaleda Zia memprotes serangan itu Kerumunan umat Hindu di negara bagian Agartala, India timur laut, pada 2 Desember.

Dalam perjalanan menuju kawasan perbatasan, rombongan singgah di tempat para pendukung Zia yang telah menunggu menyambut mereka dan berkumpul sebentar pada hari Rabu. Reli lainnya akan digelar saat tim mencapai titik perbatasan.

Protes hari Rabu terjadi dua hari kemudian Menteri Luar Negeri Bangladesh dan India Bangladesh telah mengadakan pertemuan bilateral di ibu kota untuk meredakan ketegangan yang meningkat antara kedua tetangga tersebut.

Ini merupakan kunjungan diplomatik tingkat tinggi pertama yang dilakukan pejabat India sejak tahun 2014 mantan Perdana Menteri Sheikh Hasinayang berada di pengasingan di India, Agustus.

Bangladesh yang mayoritas penduduknya Muslim menuduh sekelompok umat Hindu India menyerang kantor asisten komisaris tinggi di Agartala dan menodai bendera Bangladesh di Kolkata, negara bagian Benggala Barat.

India menyatakan penyesalannya atas serangan tersebut dan berjanji akan mengambil tindakan terhadap para pelakunya. Kementerian Luar Negeri Bangladesh memanggil komisaris tinggi India dan secara resmi mendaftarkan protes tersebut.

Ketegangan antara kedua tetangga juga meningkat baru-baru ini menangkap pemimpin Hindu Bangladesh, yang saat ini berada di bawah pemerintahan sementara, dipimpin oleh Penerima Hadiah Nobel Perdamaian Muhammad Yunus. India berhenti mengeluarkan visa kepada warga Bangladesh kecuali untuk kebutuhan medis yang mendesak setelah penggulingan Hasina, dan banyak warga negara India yang terlibat dalam proyek infrastruktur telah meninggalkan Bangladesh karena ancaman keamanan.

Protes juga terjadi di beberapa wilayah di India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu mengutuk serangan terhadap umat Hindu di Bangladesh.

Protes dan kontra-protes memperburuk hubungan kedua negara.

Di Bangladesh, laporan mengenai penodaan bendera India, ada yang membakarnya dan ada pula yang meletakkannya di lantai agar orang bisa memanjatnya, semakin memperburuk hubungan.

Source link